Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah
proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak
banyak (publik)
Organisasi - organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang
akan memengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi
ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini
membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.
Ciri-Ciri
Komunikasi Massa
a. Komunikator terlembagakanKomunikatornya
bergerak dalam organisasi yang kompleks.
b. Pesan bersifat umum Artinya komunikasi massa
itu ditujukan untuk semua orang.
c. Komunikannya anonim dan heterogenKomunikator
tidak mengenal komunikan dan terdiri dari berbagai lapisanmasyarakat.
d. Media massa menimbulkan keserempakanKarena
jumlah sasaran khalayaknya relatif banyak dan tidak terbatas.
e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang
hubunganPesan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
f. Komunikasi massa bersifat satu arahKarena
hubungan timbal-balik tertunda (delayed feedback)
g. Stimulasi alat indra terbatas, Stimulasi
alat indra bergantung pada jenis media massah.
h. Umpan balik tertunda
Efek Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakan
proses sosial kea rah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan
tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang di
miliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakan
proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu efek atau hasil yang dapat
dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media perlu dikaji
melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada umumnya kita lebih
tertarik kepada apa yang di lakukan media pada kita daripada apa yang kita
lakukan pada media. Sebagai contoh, kita ingin mengetahui untuk apa kita
membaca surat kabar, mendengarkan radio siaran, menonton televise dan
seterusnya, tetapi kita tidak mau tahu bagaimana surat kabar, radio siaran dan
televise dapat menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menggerakan perilaku
kita.
Donald K. Robert mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “efek hanyalah
perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Oleh karena
fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media
massa.
Menurut Steven M. Chaffee efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan.
Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan
ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis
perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa
perubahan sikap, perilaku dan perasaan atau dengan istilah lain dikenal sebagai
perubahankognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu
observasi terhadap khalayak yang dikenai efek komunikasi massa.
Pada bab ini hanya akan dibahas dua pendekatan
saja, yaitu efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan atau media serta
jenis perubahan yang terjadi pada khalayak yang terdiri atas efek kognitif,
afektif, dan behavioral.
a. Efek
Kehadiran Media Massa
Mc Luhan mengemukakan the medium is the
message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja
sudah memengaruhi khalayak. Seperti telah di jelaskan bahwa yang memengaruhi
khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media, tetapi jenis media komunikasi
yang digunakan oleh khalayak tersebut, baik tatap muka maupun melalui media
cetak atau elektronik. Menurut Steven M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran
media massa sebagai benda fisik, yaitu : efek ekonomis, efek sosial, efek pada penjadwalan
kegiatan, efek penyaluran/ menghilangkan perasaan tertentu, dan efek pada
perasaan orang terhadap media.
1. Efek
ekonomi
Kehadiran media massa ditengah kehidupan manusia
dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media
massa. Kehadiran surat kabar berarti menghidupkan pabrik yang mensuplai kertas
Koran, menyuburkan pengusaha percetakan dan grafika, membuka lapangan kerja
bagi para wartawan, perancang grafis, pengedar, pengecer, pencari iklan dan
sebagainya. Keberadaan televise baik televise pemerintah maupun televise swasta
dapat memberi lapangan kerja kepada sarjana ilmu komunikasi , para juru kamera,
pengarah acara, juru rias, dan profesi lainnya.
2. Efek
sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada
struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa.
Sebagai contoh, misalnya kehadiran televise dapat meningkatkan status sosial
dari pemilikinya. Majalah yang beredar telah menuntun pembacanya untuk memilih
majalah yang menjadi kebutuhnannya, misalnya majalahgadis umumnya
di konsumsi oleh para remaja putri, majalah otomotif dikonsumsi
oleh para pecinta otomotif, dan sebagainya.
Dipedesaan yang baru diterpa oleh kehadiran
televise telah terbentuk jaringan interaksi sosial yang baru. Koran masuk desa
telah mengubah perilaku masyarakat desa, juga telah menjadi pusat jaringan
sosial. Mereka menghimpun warga disekitarnya untuk menciptakan interaksi sosial
yang baru.
3. Penjadwalan
kegiatan sehari-hari
Sebelum pergi ke kantor, masyarakat kota pada
umumnya membaca Koran dahulu. Anak-anak sekolah dasar yang biasanya selalu
mandi pagi pada hari minggu, setelah hadirnya acara televise untuk anak-anak
pada pagi hari, mengubah jadwal mandi pagi menjadi jadwal menonton televisi.
Pada waktu magrib, anak-anak yang biasanya mengaji setelah sholat menjadi lebih
senang menonton televisi setelah stasiun televise menyajikan acara hiburan
tertentu pada waktu tersebut.
4. Efek
hilangnya perasaan tidak nyaman
Orang menggunakan media untuk memuaskan
kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak
nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa
dan sebagainya. Seorang gadis yang sedang dimabuk cinta akan mendengarkan
lagu-lagu yang bertema cinta atau melankolis dari radio siaran maupun tape
recorder. Orang yang tertimpa musibah akan menghilangkan perasaan dukanya
dengan mendengarkan radio siaran atau menonton televise yang menayangkan
acara-acara siraman rohani, misalnya mendengarkan acara dakwah.
5. Efek
menumbuhkan perasaan tertentu
Kehadiran media massa bukan saja dapat
menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga
menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan
positif atau negative terhadap media tertentu. Misalnya, seseorang akan
mempunyai perasaan positif terhadap harian kompas dari pada media Indonesia.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tumbuhnya perasaan senang
atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman
individu bersama media massa tersebut.
b. Efek
pesan
Penelitian tentang efek ini telah menjadi pusat
perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun para teoritisi. Mereka
berusaha untuk mencari dan menemukan media yang paling efektif untuk
memengaruhi khalayak. Dalam bagian ini akan dibahas mengenai efek pesan media
massa :
- Efek
kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada
diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Melalui media massa,
kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah
kita kunjungi secara langsung.
Menurut Mc Luhan, media massa adalah
perpanjangan alat indra kita. Dengan media massa kita memperoleh informasi
tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah
kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah
realitas yang sudah diseleksi. Media massa memberikan manfaat yang dikehendaki
oleh masyarakat.
- Efek
Afeksi
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek
kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak
tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut
merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
Contohnya adalah, setelah mendengar atau membaca berita, maka muncul perasaan
sebal, jengkel, marah atau senang pada diri khalayak. Factor-faktor yang
memengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa adalah : suasana
emosional, skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual dan
identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa.
a. Suasana
emosional
Respon kita terhadap sebuah film, sinetron
televise atau sebuah novel akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita.
b. Skema
kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam
pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa.
c. Suasana
terpaan
Kita akan merasa takut atau ketakutan ketika
menyaksikan film horror jika kita menontonnya sendirian di rumah tua. Apalagi
jika saat itu turun hujan lebat yang diiringi suara petir dan sebagainya. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Weiss menunjukan bahwa anak-anak lebih ketakutan
menonton televise dalam keadaan sendirian ditempat yang gelap.
d. Predisposisi
individual
Mengacu kepada karateristik khas individu. Orang
yang melankolis cenderung menanggapi tragedy lebih emosional dari pada orang
yang periang. Orang yang mempunyai sifat sensitive akan sulit untuk diajak
bercanda. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka akan senang bila
melihat adegan-adegan lucu atau film-film komedi daripada orang yang
melankolis. Beberapa penelitian membuktikan bahwa acara yang sama bisa
ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda.
e. Factor
identifikasi
Menunjukan sejauh mana orang merasa terlibat
dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton,
pembaca atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh, ia merasakan apa
yang dirasakan oleh tokoh tersebut.
- Efek
Behavioral
Efek ini merupakan akibat yang timbul pada diri
khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam
televise atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran
kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan dalam televise menyebabkan para
ibu rumah tangga memiliki keterampilan baru. Pernyataan-pernyataan ini mencoba
mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan
khalayak yang tampak dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Teori-Teori Komunikasi
Massa
1. Teori Peluru Magis (Magic Bullet Theory, Hypodermic Needle Theory)
1. Teori Peluru Magis (Magic Bullet Theory, Hypodermic Needle Theory)
o
Media massa mengubah
atau mengendalikan perilaku publik.
o
Publik tidak berdaya
menerima berondongan “peluru” media (pemberitaan).
o
Media massa memiliki
kekuataan perkasa, komunikan dianggap pasif.
o
Dikemukakan Wilbur
Schramm tahun 1950-an, namun dicabut kembali tahun 1970-an karena ternyata
publik tidak pasif.
2.
Teori Proses Seleksi (Selective Processes Theory)
o
Public cenderung
melakukan “terpaan seleksi” (selective exposure) dan menolak pesan yang berbeda
dengan keyakinan mereka.
o
Penerimaan selektif
mengurangi dampak media.
3.
Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)
o
Pemirsa meniru apa
yang mereka lihat di televisi melalui proses “pembelajaran hasil pengamatan”
(observational learning), misalnya menggandrungi kehidupan glamour seperti di
televisi.
4.
Teori Difusi Inovasi (Innovation Diffusion Theory)
o
Dikemukakan Everett M.
Rogers.
o
Media berperan
menyebarkan pesan-pesan sebagai ide, karya, atau objek yang dianggap baru.
o
Media mempengaruhi
publik untuk mengadopsi atau menolak sesuatu yang baru atau berbeda.
5.
Teori Kultivasi (Cultivation Theory)
o
Media, khususnya TV,
merupakan sarana belajar tentang masyarakat dan kultur kita; juga belajar
tentang dunia, orang-orangnya, dan adat kebiasaannya.
o
Televisi mempengaruhi
ide penonton tentang gambaran dunia.
6.
Teori Langkah (Step Flow Theory)
o
Pengaruh media massa
berlangsung melalui tahapan-tahapan atau langkah.
o
Terdiri dari (1) Teori
Satu Tahap –One Step Flow, media langsung menjangkau/mempengaruhi komunikan,
(2) Teori Dua Tahap – Two Step Flow, pengaruh media melalui pihak ketiga, yakni
“pemimpin opini” (opinion leader) yang lebih dipercaya publik, dalam situasi
yang lebih pribadi, (3) Teori Banyak Tahap –Multistep Flow, pengaruh media
mengalir bolak-balik dari media ke khalayak, kembali ke media, dan kembali ke
khalayak, dst.
7.
Teori Penggunaan dan Pemenuhan (Uses and Gratification Theory)
o
Publik menggunakan
media untuk memenuhi kebutuhannya.
o
Menggambaran bagaimana
publik menggunakan media untuk memuaskan berbagai kebutuhan hidupnya.
o
Audiens proaktif dan
mencari media yang dapat memenuhi kebutuhannya.
o
Publik memilih apa
yang mereka ingin lihat atau baca.
o
Media bersaing untuk
memenuhi kebutuhan individu publik
8. Teori
Kritis (Critical Theory)
o
Concerned with
distribution of power in society and the way in which certain elements are
dominated by others
o
Media can create
symbols and images that dominate or opress certain groups
o
Frankfort School
(Adorno), Entertainment industry manufactures demand, places emphasis on
material goods and consumption for the benefit of the few rich magnates.
9.
SPIRAL OF SILENCE THEORY
o
Elisabeth
Noelle-Neumann
o
The media publicises
opinion that is mainstream or fringe
o
Individuals who
perceive their own opinion is accepted will express it, whilst those that don’t
supress their views
o
People adjust their
opinions according to their perceptions to avoid being isolated
o
Innovators, change
agents and the avant-garde don’t mind being isolated so are unafraid to voice
differring opinions.
Contoh Kasus dari Komunikasi Massa
Bisa kita lihat dari kebiasaan
atau kelakuan aneh para selebriti atau artis yang kurang baik atau jelek, suka
ditiru oleh orang orang banyak. contohnya berpakaian seronok atau terlalu
terbuka dan ketat lalu sama orang orang diikutin dan ditiru agar seperti
mereka, itu akibat adanya komunikasi di media massa televisi.
Daftar Pustaka :
http://www.academia.edu/5406179/Ciri-ciri_komunikasi_massa
http://oelhanifah.blogspot.com/2013/03/efek-komunikasi-massa-dan-dampak-sosial.html
http://komunikasi.uinsgd.ac.id/teori-komunikasi-massa/
Semoga bermanfaat
BalasHapusyukk mampir di akun kami:
Official Website : http://travelumrahmurah.com/
Blog Website : http://blog.travelumrahmurah.com